Berikut adalah kisah nabi idris
AS berdasarkan penjelasan Qur’an dan Hadits, serta berbagai Nasihat-nasihat
dan ajaran nabi idris.
Dalam “Kisah Menakjubkan 25 Nabi”,
Idris memiliki nama asli Akhnukh. Dinamakan Idris karena ia selalu mempelajari
mushaf-mushaf Adam dan Shiyth. Ia juga dijuluki sebagai “Asadul asad” (Singa
dari segala singa) karena keberanian dan kegagahannya. Menurut buku berjudul
The Prophet of God Enoch: Nabiallah Idris, Idris adalah sebagai sebutan atau
nama Arab bagi Akhnukh, nenek moyang Nuh.
Dikatakan bahwa asal mula nama Idris
berasal dari kosa kata bahasa Arab, “darasa” yang memiliki arti belajar. Ia
dinamakan demikian karena ia banyak sekali mempelajari ilmu, dikatakan juga ia
sebagai yang menjadi orang pertama yang menjahit pakaian dan mengenakan pakaian
yang dijahit. Ia dianggap pula sebagai penemu tulisan dan alat tulisnya. Akan
tetapi menurut Az-Zamakhsyari menyatakan bahwa kata Idris bukan nama yang
berasal dari Arab.
Sedangkan di dalam kisah lain, Idris
diberi nama Hurmus al-Haramisah.
Nabi Idris dianugerahi kepandaian
dalam berbagai disiplin ilmu dan kemahiran, serta kemampuan untuk menciptakan
alat-alat untuk mempermudah pekerjaan manusia. Dalam beberapa kisah dikatakan
bahwa Idris sebagai nabi pertama yang mengenal tulisan, menguasai berbagai
bahasa, ilmu perhitungan, ilmu alam, astronomi, dan lain sebagainya. Menurut
suatu kisah, terdapat suatu masa di mana kebanyakan manusia akan melupakan
Allah sehingga Allah menghukum manusia dengan bentuk kemarau yang
berkepanjangan. Nabi Idris pun turun tangan dan memohon kepada Allah untuk
mengakhiri hukuman tersebut. Allah mengabulkan permohonan itu dan berakhirlah
musim kemarau tersebut dengan ditandai turunnya hujan.
Nabi Idris diperkirakan bermukim di
Mesir di mana ia berdakwah untuk menegakkan agama Allah, mengajarkan tauhid,
dan beribadah menyembah Allah serta memberi beberapa pendoman hidup bagi
pengikutnya supaya selamat dari siksa dunia dan akhirat.
Ia dinyatakan di dalam Al-Quran
sebagai manusia pilihan Allah sehingga Dia mengangkatnya ke langit. Ibnu Abi
Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahwa Nabi Idris wafat saat beliau sedang
berada di langit keempat ditemani oleh seorang malaikat. Ia hidup sampai usia
82 tahun.
Penjelasan
Al-Qur’an Dan Hadits tentang Nabi Idris
Qur’an
Terdapat empat ayat yang berhubungan dengan Idris dalam Al-Qur’an, dimana ayat-ayat tersebut saling terhubung di dalam Surah Maryam (Maryam) dan Surah Al-Anbiya’ (Nabi-nabi).
Terdapat empat ayat yang berhubungan dengan Idris dalam Al-Qur’an, dimana ayat-ayat tersebut saling terhubung di dalam Surah Maryam (Maryam) dan Surah Al-Anbiya’ (Nabi-nabi).
Dan ceritakanlah (hai Muhammad
kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia
adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami telah
mengangkatnya ke martabat yang tinggi. (Qur’an 19:56-57) ”
Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris
dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar. Kami telah
memasukkan mereka kedalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang
yang saleh.” (Qur’an 21:85-86)
Hadits
Dalam sebuah hadits, Idris
disebutkan sebagai salah seorang dari nabi-nabi pertama yang berbicara dengan
Muhammad dalam salah satu surga selama Mi’raj.
Diriwayatkan dari Abbas bin Malik: …
Gerbang telah terbuka, dan ketika aku pergi ke surga keempat, disana aku
melihat Idris. Jibril berkata (kepadaku). ‘Ini adalah Idris; berilah dia
salammu.’ Maka aku mengucapkan salam kepadanya dan ia mengucapkan salam
kepadaku dan berkata. ‘Selamat datang, wahai saudaraku yang alim dan nabi yang
saleh.; … Sahih Bukhari 5:58:227
Idris dipercayai sebagai seorang
penjahit berdasarkan hadits ini:
Ibnu Abbas berkata, “Daud adalah
seorang pembuat perisai, Adam seorang petani, Nuh seorang tukang kayu, Idris
seorang penjahit dan Musa adalah penggembala.” (dari al-Hakim)
Nasihat
dan Ajaran Nabi Idris
- Kesabaran yang disertai iman kepada Allah (akan) membawa kemenangan.
- Orang yang bahagia adalah orang yang waspada dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal salehnya.
- Bila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa, maka ikhlaskanlah niatmu. Demikian pula (untuk) puasa dan salatmu.
- Janganlah bersumpah palsu dan janganlah menutup-nutupi sumpah palsu supaya kamu tidak ikut berdosa.
- Taatlah kepada rajamu dan tunduklah kepada pembesarmu serta penuhilah selalu mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah.
- Janganlah iri hati kepada orang-orang yang baik nasibnya karena mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kebaikan nasibnya.
- Barang siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun akan memuaskannya.
- Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya, seseorang tidak dapat bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperolehnya itu.
Sumber : id.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar